Sayang Keluarga Namun Tetap Cinta Orang Tua
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Sahabat mukmin yang berbahagia, menikah adalah suatu kewajiban yang harus dilaksanakan bagi seluruh muslim yang mukallaf, menikah sendiri menjadi kebutuhan bagi para insan ketika mereka beranjak dewasa. Bagi kebanyakan orang cenderung tidak bisa berlaku adil dan bijak setelah mereka menikah, yang dimaksud adil dan bijak disini adalah porsi sayang dan cinta terhadap pasangan dan juga orang tua, tidak sedikit mereka seperti kacang yang lupa kulitnya merasa bahwa kewajiban sayang atau berbakti kepada orang tua (sayang keluarga) bukan lagi kewajiban mutlak yang harus tetap diprioritaskan, padahal dalam Al-Qur’an dan Sunnah telah banyak sekali membahas tentang kepatuhan anak terhadap orang tua tak terbatas ruang dan waktu, seperti dalam surah Al-Isra’ ayat 23 yang berbunyi:
Artinya: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanay perkataan yang baik”.
Ayat diatas menjelaskan bahwa kita sebagai anak wajib berbuat baik kepada orang tua, seperti layaknya orang tua yang menyayangi dan memenuhi hak-hak anaknya selagi masih kecil. Namun demikian, bagi anak perempuan setelah menikah maka haknya akan beralih kepada suaminya. Berbeda dengan anak laki-laki, kewajiban anak laki-laki terhadap orang tuanya (khususnya ibu) akan terus berlanjut walau dia telah memiliki istri. Anak laki-laki masih harus mengabdi kepada ibunya. Berikut ini beberapa kewajiban anak laki-laki terhadap orang tua (khususnya ibu) setelah menikah.
- Menyayangi dengan sepenuh hati
Artinya: “Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.” (Q.S Al Israa’:24)
Perjuangan seorang ibu untuk membesarkan anaknya tidaklah mudah. Maka itu, anak wajib membalas kebaikan-kebaikan ibunya ketika ia telah dewasa. Salah satunya dengan cara menyayangi. Bahkan walau sudah menikah, anak laki-laki tetap berkewajiban mencintai ibunya sama seperti atau bahkan lebih dibanding cinta kepada istrinya. Apabila hal ini memicu rasa iri di hati istri, cobalah berikan pengertian kepadanya bahwa ibu adalah hal yang utama dalam islam (sayang keluarga). Sebisa mungkin, berusahalah menciptakan kedamaian diantara istri dan ibumu, karena pada hakikatnya seorang suami tidak akan mampu memilih salah satu diantara keduanya sehingga diharapkan pengertian dari istri.
- Adil Dalam Segi Nafkah Terhadap Istri Dan Ibu
Perihal masalah menafkahi, hal ini seringkali menjadi dilema bagi kebanyakan suami bahkan tidak jarang memicu konflik dalam keluarga . Siapakah yang harus didahulukan oleh suami? Istri dan anak-anak atau kebutuhan ibunya? Islam memang mewajibkan seorang suami untuk menafkahi istri secara lahir dan batin. Dan jika kebutuhan pokok istri telah tercukupi, suami harus memenuhi kebutuhan ibunya. Sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadits:
Dari Jabir bahwa Rasulullah saw bersabda: “Mulailah (nafkah) dari dirimu, jika berlebih maka nafkah itu untuk ahlimu, jika berlebih maka nafkah berikutnya untuk kerabatmu, jika masih berlebih maka untuk orang-orang diantaramu, sebelah kananmu dan sebelah kirimu” (HR. Muslim)
Selanjutnya, Rasulullah saw dalam sabda yang lainnya menjelaskan:
Dari Abu Hurairah berkata: Rasulullah saw bersabda: “Bersedekahlah kalian”, lalu seseorang berkata: “Ya, Rasulullah saya mempunyai dinar” Rasulullah menjawab: “Sedekahlah dengan dinar itu untuk dirimu sendiri”. Dia berkata lagi: “Saya mempunyai (dinar) yang lainnya”. Rasulullah menjawab: “sedekahlah dengan itu untuk istrimu”. Dia berkata lagi: “Saya mempunyai dinar yang lainnya”, Rasulullah menjawab: “Sedekahlah dengan itu untuk anakmu”. Dia berkata lagi: “Saya mempunyai dinar yang lainnya”. Rasulullah menjawab: “Sedekahlah untuk pembantumu”. Dia berkata lagi: “Saya mempunyai dinar yang lainnya”. Rasulullah menjawab: “Kamu lebih tahu (untuk siapa lagi setelah itu) (HR. Abu Daud dan Nasai)
Dari hadits-hadits di atas jelas bahwa seorang suami diwajibkan menafkahi anak dan istrinya namun juga tidak boleh menelantarkan orang tua (khususnya ibu).
- Patuh Terhadap Nasihat Ibu /Orang Tua
Kewajiban patuh dan taat seorang anak terhadap orang tua tidak berhenti setelah ia menikah, anak laki-laki yang telah menikah masih wajib mematuhi perintah ibunya. Selama si ibu tidak menyuruh melakukan hal-hal yang dilarang islam (seperti berbuat maksiat) atau perbuatan jahat lainnya maka anak harus mentaati perintah tersebut. Namun apabila istri tidak menyetujuinya, cobalah beri pengertian kepadanya atau bertanya alasan mengapa ia tak setuju, memang terkadang susah untuk menyatukan keduanya karena ibarat suatu kerajaan yang memiliki dua ratu didalamnya, seorang suami harus bijak dan cerdas dalam menyikapi dan memberikan pengertian kepada keduanya (Sayang keluarga).
- Menjalin Komunikasi Yang Baik Dan Memperhatikan Kondisi Ibu
Seorang laki-laki yang sudah menikah sebagian besar sangat menyayangi istrinya namun lupa dengan orang tua/ ibunya, terlebih saat dia memilih untuk tinggal terpisah dari ibunya seharusnya perhatian seorang laki-laki setelah menikah tidak hanya diberikan kepada istri dan anak-anaknya saja, tapi ibunya juga wajib menerima perhatian tersebut. Jangan sampai kebersamaan dengan istri melupakan keberadaan seorang ibu. Seringlah menjenguk dan mengunjungi ibu, jangan menyakiti hati keduanya dan berusahalah untuk membahagiakan mereka. Pada dasarnya seorang ibu hanya ingin diperhatikan dan diingat oleh anak-anaknya ketika seorang anak sudah berumah tangga (sayang keluarga).
- Senantiasa Mendo’akan Orang Tua
Kasih ibu sepanjang masa kasih anak sepanjang gala, pepatah lama yang sering sekali menjadi tamparan bagi kita seorang anak, sering sekali kita lupa terhadap orang tua ketika kita sudah berjaya, padahal orang tua selalu senantiasa menyayangi, mengasihi dan mendo’akan kebaikan untuk kita, seyogyanya sebagai umat muslim, kita diperintahkan untuk senantiasa menyayangi dan selalu mendoakan orang tua seperti yang mereka berikan kepada anak-anaknya. Meskipun seorang anak telah menikah dan menemukan kebahagiaanya, mereka tidak boleh lupa mendoakan orang tuanya. Rasulullah SAW telah mengajarkan kepada umatnya do’a untuk kedua orang tua, yaitu:
Artinya: “Wahai Tuhanku, ampunilah aku dan Ibu Bapakku, sayangilah mereka seperti mereka menyayangiku diwaktu kecil”.
Ridla Allah SWT berada di tangan orang tua kita, InsyaAllah jika orang tua kita ridla maka Allah SWT akan memudahkan jalan hidup kita di dunia maupun di akhirat kelak.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Di Pesantren Khairunnas Santri akan belajar dengan kegiatan kegiatan yang interaktif yang membantu Ananda untuk berfikir kreatif dan inovatif. Pesantren Khairunnas adalah Yayasan pendidikan yang didirikan oleh Lembaga Amil Zakat Nasional terpercaya Nurul Hayat. SD Unggulan Surabaya, SMP Unggulan Malang Tuban Madiun, SMA Unggulan Surabaya
Leave a Reply