Penyebab Anak Tidak Suka Membaca
Penyebab Anak Tidak Suka Membaca merupakan salah satu masalah di Indonesia yang perlu diatasi dengan cukup serius.
Membaca di Indonesia
Membaca adalah kegiatan yang erat sekali hubungannya dengan pendidikan. Ibarat rumah, membaca adalah pondasi dari pendidikan. Namun ternyata, angka minat baca di Indonesia tergolong rendah. Pun dapat diamati dalam kehidupan sehari-hari, jarang sekali ada kegiatan literasi. Kira-kira mengapa minat baca di Indonesia tergolong rendah? Padahal jika dikalkulasikan, rentang waktu pendidikan seorang individu jika mengacu pada waktu wajib belajar adalah 12 tahun tidak termasuk TK dan KB. Rasanya sedikit heran jika pendidikan belum mampu membawa individunya untuk menyukai membaca, padahal setiap hari melihat dan memegang buku.
Penyebab Anak Tidak Suka Membaca
Ada beberapa hal yang menyebabkan seseorang tidak menyukai membaca atau enggan menjadikan membaca sebagai kebiasaan diri. Beberapa hal tersebut antara lain :
1. Berkembangnya screen technology
Merebaknya globalisasi, menjadikan masyarakat lebih identik dengan screen technology seperti gadget, komputer, handphone dll. Hal tersebut membawa dampak positif maupun negatif. Salah satu dampak yang mengiringi perkembangan teknologi ini adalah semakin berkembangnya game, baik online maupun offline. Seiring dengan merebaknya game, semakin menurunkan angka minat baca di kalangan anak-anak
2. Mindset pendidikan yang perlu diluruskan
Seperti yang diketahui bersama, sebagian masyarakat masih menganggap sekolah untuk mendapat nilai yang tinggi. Padahal salah satu tujuan pendidikan pada hakikatnya adalah merawat fitrah belajar. Ketika fitrah belajar anak pudar, maka sekolah secara perlahan tidak lagi menjadi sarana pengembangan diri, melainkan mematikan diri. Karena anak merasa sekolah berubah menjadi beban, belajar itu tidak menyenangkan. Sebagian besar mereka bahkan tidak memahami untuk apa harus belajar apa yang mereka pelajari.
3. Sulitnya akses buku di pedesaan
Budaya membaca masih sangat minim. Jika tidak ditunjang dengan keberadaan buku, bagaimana cara menumbuhkannya? Sulit. Jika di kota akan banyak ditemui perpustakaan dan taman baca. Di desa sama sekali tidak ada. Untuk perpustakaan hanya bisa dijumpai di sekolah. Sayangnya sekolahpun sangat jarang yang aktif kegiatan perpustakaannya.
4. Sedikitnya buku ramah anak
Untuk dapat menumbuhkan minat baca, tentu anak-anak harus dibuat suka dengan buku. Seringkali orangtua dan guru gagal memahami karakteristik anak-anak, terutama hal-hal yang dapat menarik perhatian mereka. Selain itu harga buku yg ramah anak memang lebih mahal dibandingkan buku-buku orang dewasa
Dari beberapa penyebab diatas, Sekolah unggulan Khairunnas mencoba untuk meningkatkan minat baca para siswanya, dengan mengadakan taman baca dan perpustakaan. Dengan harapan anak-anak dapat lebih terbuka wawasan berpikirnya melalui buku.
Tentang Sekolah Unggulan Khairunnas
Yayasan Pendidikan Khairunnas merupakan yayasan yang didirikan oleh Yayasan & Laznas Nurul Hayat yang fokus pada pengabdian lembaga pada dunia pendidikan di Indonesia melalui Sekolah Islam Terpadu Khairunnas. Berdiri sejak 2018 di Surabaya. Alhamdulillah saat ini telah mengembangkan pendidikan Islam berbagai jenjang pendidikan mulai dari Pendidikan usia dini (KB-TK), SD, SMP, SMA dan Kuliah (Kampus Entrepreneur Penghafal al-Quran)
Leave a Reply