Impresi era Pandemi
Impresi era Pandemi – Di tengah era pandemi yang tak tau kapan akan berhenti, begitu banyak masalah krusial yang tengah terjadi pada Negeri. Bukan hanya dari kalangan menengah mini, tapi para konglomerat pun juga terdampak masalah ini. Beberapa orang rela lari sana-sini, untuk menutupi banyaknya pengeluaran, namun isi dompet masih tak sesuai ekspetasi. Bahkan, demi menutupi pembengkakan ekonomi, begitu banyak instansi memilih mereduksi gaji, merumahkan atau sampai memberhentikan (read: PHK) para pegawai.
Tak hanya sampai disitu, lembaga-lembaga edukasi pun juga turut menjadi saksi, betapa susah payahnya negeri di era pandemi. Dengan kasus belajar dalam jaringan (read: daring) yang menjadi slogan saat ini. Yang entah efisien atau tidak bagi generasi, lantaran mereka hanya mendengarkan teori tapi masih minim kontribusi.
Tidak Mengeluh atas Takdir
Sebagai umat muslim, kita seharusnya percaya bahwa semua titipan ini akan berhikmah. Karena sejatinya setiap juang telah sepaket dengan solusinya. Sebagaimana yang kita tahu, telah ditegaskan berulang dalam surat Al-Insyiroh ayat 5-6.
- فَاِنَّ مَعَ الۡعُسۡرِ يُسۡرًا
5. Maka sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan, - اِنَّ مَعَ الۡعُسۡرِ يُسۡرًا ؕ
6. sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan.
Itulah sebabnya, kita sebagai umat manusia tak sepatutnya mengeluh atas takdir yang terkadang tak selalu berjalan dengan mujur.
“Kalau semisal kita diuji, dibanding dengan Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam kita tidak ada apa-apanya. Beliau begitu banyak diuji, bahkan sejak beliau masih dalam kandungan,” nasihat Ustadz Wildan, pengajar Kampus Enterpreneur Penghafal Quran disalah satu kajian kala itu.
Memang sejatinya manusia diciptakan sebagai makhluk yang suka mengeluh, itulah sebabnya banyak bujuk rayu yang menghasut hingga kita sampai luluh. Kita tak bisa memungkiri takdir yang terkadang melipir dari arus dan membuat tekilir. Akibatnya kita terlalu banyak mengeluh sampai tak tau waktu.
“Mengeluh memang wajar, namun jika kita sampai meyalahkan Allah atas takdir yang diberikan, itulah mengeluh yang tak wajar. Jika kita mengeluh karena ujian, itu tak apa, tapi selanjutnya kita harus bangkit dan meyelesaikan semua. Hadapi ujiannya dan cari solusinya,” komentar Ustadz Wahyu Illahi saat ditanya perihal manusia yang bersifat mudah mengeluh oleh salah satu santri KEPQ.
“Apapun yang Allah takdirkan, jika punya rencana, keinginan, dan harapan jangan pernah lari dari gelanggang!” tambah Ustadz Wildan. Dari sini kita paham, kehidupan terus berjalan, layaknya bumi yang terus berotasi tanpa henti. Jika kita tak berevolusi, maka akan tertinggal jauh dari perkembangan duniawi. Begitu banyak kemajuan tekhnologi yang dapat digunakan untuk aktualisasi diri yang dapat mengubah nasib ibu pertiwi agar tak mati termakan era pandemi. Maka dari itu, mari kita meredusir masalah dan gelar afirmasi untuk negeri agar ibu pertiwi mengalami eskalasi di bidang ekonomi.
Sekilas tentang KEPQ
Visi & Misi
Visi
“Menjadi pesantren modern yang menghasilkan lulusan yang memiliki nilai-nilai tauhid, profesionalisme kerja, dan kemandirian ekonomi “
Misi
1.Melaksanakan pendidikan pesantren dengan fokus penguatan pada :
- TAUHID dan MAKRIFATULLAH
- Penjagaan ruhani melalui hafalan Al Qur’an
- Penempaan mental ikhlas, disiplin, santun dan bekerja keras
- Memiliki keahlian yang dibutuhkan di dunia kerja
2.Program BEASISWA untuk santri yatim dan dhuafa dengan tujuan memutus rantai kemiskinan keluarga dhuafa.
Leave a Reply