Amalan Ringan Namun Berpahala Besar
Amalan Ringan Namun Berpahala Besar – Alhamdulillâh washshalâtu wassalâmu ‘ala Rasulillâh. Kaum muslilmin yang dirahmati Allah, diantara yang diajarkan Rasulullah ` pada kita adalah rutin mengamalkan amalan shalih meskipun amalan itu sedikit dan ringan, atau bahkan dipandang remeh oleh sebagian orang. Namun ternyata tanpa kita sangka, ternyata amalan tersebut mengandung pahala yang besar. Inilah keistimewaan dalam agama kita, amalan yang sedikit, malah diberi balasan yang besar.
Amalan Ringan Namun Berpahala Besar – Lihat kisah yang disebutkan dalam hadits berikut ini. Dari Abu Hurairah a, Nabi ` bersabda,“Permisalan kalian dengan ahli kitab (Yahudi dan Nashrani) seperti permisalan seseorang yang diberi upah. Ditanya, “Siapa yang mau bekerja dari pagi hingga pertengahan siang (waktu zawal atau waktu Zhuhur, pen.) lalu mendapat upah satu qirath?” Lalu yang bekerja ketika itu adalah orang Yahudi.Kemudian ditanya lagi, “Siapa yang mau bekerja dari pertengahan siang hingga waktu ‘Ashar dengan mendapat upah satu qirath?” Lantas yang bekerja adalah Nashrani. Lalu ditanya lagi, “Siapa yang mau bekerja dari ‘Ashar hingga matahari tenggelam, upahnya dua qirath?” Itulah kalian umat Islam.Yahudi dan Nashrani lantas marah. Mereka katakan, “Kami lebih banyak bekerja, namun kenapa kami diberi sedikit?” Dijawab, “Apakah upah kalian dikurangi?” Mereka jawab, “Tidak.” Lalu dijawab, “Itulah keutamaanku dan keutamaan yang diberi pada siapa saja yang dikehendaki oleh Allah.” (HR. Bukhari, no. 2268)
Dibawah ini akan kami sebutkan beberapa amalan yang ringan untuk dilakukan namun berpahala besar, diantaranya yaitu :
Pertama, Dzikir “Subhânallâh wa bihamdihi, Subhânallahil ‘azhîm”. Dari Abu Hurairah a, dari Nabi `, beliau bersabda,“Dua kalimat yang ringan di lisan, namun berat ditimbangan, dan disukai Ar Rahman yaitu “Subhanallah wa bi hamdih, subhanallahil ‘azhim” (Maha Suci Allah dan segala puji bagi-Nya. Maha Suci Allah Yang Maha Agung). (H.R. Bukhari no. 6682 dan Muslim no. 2694)
Kedua, Mengikuti muadzin di dalam adzannya. “Dari Abdullah bin Amr bin Ash h meriwayatkan bahwa beliau telah mendengar Nabi Muhammad ` bersabda, “Jika kalian mendengar seorang muadzdzin maka ucapkanlah seperti apa yang dia ucapkan, kemudian bershalawatlah kalian atasku, karena sesungguhnya barangsiapa yang bershalawat atasku satu kali shalawat, maka Allah akan bershalawat atasnya sepuluh kali, kemudian mintalah kalian kepada Allah untukku Al Wasilah, karena sesungguhnya ia adalah kedudukan di dalam , tidak pantas mendapatkannya melainkan untuk seorang hamba dari hamba-hamba Allah dan aku berharap akulah orangnya (yang mendapatkan itu), maka barangsiapa yang memohonkan untukku Al Wasilah maka halal bagiannya syafaat.” (H.R. Muslim)
Ketiga, Wudhu dengan sempurna dan membaca do’a. Dari Umar bin Khaththab a, Nabi ` bersabda, “Barangsiapa yang berwudhu dengan sempurna, kemudian selesai wudhu dia membaca: Asyhadu allâ ilâha illallâh wa anna muhammadan abduhu wa rasûluh (Aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah, dan bahwasanya Muhammad adalah hamba Allah dan Rasul-Nya), maka akan dibukakan untuknya pintu surga yang jumlahnya delapan, dan dia boleh masuk dari pintu mana saja yang dia sukai.” (H.R. Muslim)
Keempat, Membaca ayat Kursi setiap selesai shalat dan ketika hendak tidur. Artinya, “Abu Umamah al-Bahily a berkata, “Rasulullah ` bersabda, “Barangsiapa yang membaca ayat kursi setelah setiap shalat wajib, niscaya tidak ada yang menahannya masuk melainkan kematian” (H.R. an-Nasâi dan dishahihkan oleh al-Albani di dalam kitab Shahih al-Jami’, no. 6464)
Kelima, Membaca al-Qur’an. Dari Abdullah bin Mas’ud a, Nabi ` bersabda, “Barangsiapa yang membaca satu huruf dari al-Qur’an maka dia mendapat satu pahala kebaikan. Dan setiap satu pahala itu dilipatkan menjadi 10 kali….” (H.R. at-Tirmidzi, ath-Thabrani dan dinilai shahih oleh al-Albani)
Keenam, Bershalawat atas Nabi ` “Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallambersabda: “Barangsiapa yang bershalawat atasku satu shalawat maka niscaya Allah bershalawat atasnya sepuluh shalawat, dihapuskan darinya sepuluh dosa dan diangkatkan untuknya 10 tingkatan.” (H.R. an-Nasâi dan dishahihkan oleh al-Albani di dalam Shahih al-Jami’, no. 6359)
Ketujuh, Membaca dzikir ketika masuk pasar. Dari Abdillah bin Amr bin ‘Ash a, Nabi ` bersabda, “Barangsiapa yang masuk pasar kemudian dia membaca: lâ ilâha illallâhu wahdahu lâ syarikalahu lahul mulku wa lahul hamdu yuhyi wa yumît wa huwa hayyun lâ yamûtu, biyadihil khair, wa huwa ‘ala kulli syai’in qadîr (tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah tiada sekutu bagi-Nya, milik-Nyalah seluruh kerajaan. Dan milik-Nyalah seluruh pujian, Dia menghidupkan dan mematikan, dan Dia Maha hidup dan tidak mati, di Tangan-Nyalah segala kebaikan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu) maka Allah catat untuknya sejuta kebaikan, Allah hapuskan sejuta kesalahan, dan Allah angkat untuknya satu juta derajat.” (H.R. at-Tirmidzi, al-Hakim, ad-Darimi dan dinilai hasan oleh al-Albani)
Kedelapan, Dua raka’at sebelum shalat shubuh. Dari ‘Aisyah i, Nabi ` bersabda, “Dua rakaat sebelum subuh lebih baik dari pada dunia dan seisinya.” (H.R. Muslim)
Kesembilan, Mengajak orang lain untuk melakukan kebaikan. Dari Abu Hurairah a, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang mengajak kepada kebaikan maka dia mendapatkan pahala sebagaimana pahala orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun. Dan barangsiapa yang mengajak orang lain untuk melakukan kesesatan dan maksiat maka dia mendapat dosa sebagaimana dosa orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi dosa mereka sedikit pun.” (H.R.Muslim)
Kesepuluh, Beristighfar untuk kaum beriman baik lelaki ataupun perempuan
“Dari Ubadah bin Shamith a/ berkata, “Aku telah mendengar Rasulullah ` bersabda,“Barangsiapa yang meminta ampun untuk kaum beriman lelaki dan perempuan, maka niscaya Allah menuliskan baginya dengan setiap lelaki dan perempuan beriman satu kebaikan.” (H.R. Ath-Tahbarani dan dihasankan oleh al-Albani di dalam kitab Shahih al-Jami’, no. 6026)
Kesebelas, Menjawab adzan dan membaca do’a setelah adzan. Dari Jabir bin Abdillah a, Nabi ` bersabda, “Barangsiapa yang mendengarkan adzan kemudian dia membaca do’a: Allâhumma rabba hadzihid da’watittammah washshalatil qa’imah, âti muhammadanil wasilata wal fadhilah wab’ats-hu maqamam mahmudanilladzi wa’adtahu (Ya Allah, Rabb pemilik panggilan yang sempurna dan shalat wajib yang ditegakkan, berikanlah kepada Muhammad wasilah dan fadhilah. Bangkitkanlah beliau ke tempat terpuji yang telah Engkau janjikan kepadanya) maka dia berhak mendapat syafaatku pada hari kiamat.” (H.R. Bukhari)
Keduabelas, Dzikir di masjid setelah shalat shubuh hingga terbit lalu shalat dua raka’at. Dari Anas bin Malik a, Nabi ` bersabda, “Barangsiapa yang shalat subuh berjamaah, kemudian tetap duduk di masjid sampai terbit matahari, kemudian shalat dua rakaat maka dia mendapat pahala haji dan umrah, sempurna, sempurna.” (H.R. At-Tirmidzi dan dinilai hasan oleh al-Albani)
Ketauhilah, bahwa gaya hidup orang-orang yang diridhai Allah adalah senantiasa merasa sedih dan rugi jika ketinggalan ganjaran dan pahala. Semoga kita diberikan petunjuk oleh Allah Ta’ala untuk mengamalkannya setelah kita diberi petunjuk untuk mengetahuinya… Allahumma âmîn.
Leave a Reply