Waktu Mudamu Akan Ditanya
Waktu Mudamu Akan Ditanya – Pemuda itu pondasi umat. Pemuda itu punya kekuatan produktif, mau menerima perubahan dan kontribusi yang terus menerus. Semua bergantung bagaimana pemudanya. Tidak akan bangkit suatu kaum apabila pemudanya tidak semangat belajar, lemah dan tidak berpegang teguh pada ajaran agama.
Masa muda itu masa paling menyenangkan. Masa mencari jati diri, membuktikan kemampuan, mencari perhatian, masa energi penuh siap tempur. Tetapi, dibalik itu semua perlu ada tameng untuk membatasi diri agar tidak berlebihan dan tidak keluar batas agama. Dengan keunggulan dan kelebihan pada usia muda seperti semangat masih membara, tenaga masih kuat, pikiran masih fresh dan tekad yang kuat, masa muda akan diminta pertanggung jawabannya secara khusus.
“Tidak akan bergeser kaki manusia di hari kiamat dari sisi Rabbnya sehingga ditanya tentang lima hal: tentang umurnya dalam apa ia gunakan, tentang masa mudanya dalam apa ia habiskan, tentang hartanya darimana ia peroleh dan dalam apa ia belanjakan, dan tentang apa yang ia amalkan dari yang ia ketahui (ilmu).
Masa muda juga identik dengan pendidikan. Di masa ini orang akan berlomba-lomba meraih pendidikan yang layak supaya bisa bermanfaat untuk banyak orang. Nah, kembali lagi ilmu yang didapat itu juga punya tanggung jawab terhadap Allah. Apakah ilmu tersebut diamalkan dengan baik atau justru malah pelit ilmu?
Dari Ibnu ‘Abbas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَ صِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ وَ غِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ وَ فَرَاغَكَ قَبْلَ شَغْلِكَ وَ حَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ
“Manfaatkan lima perkara sebelum lima perkara :
[1] Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu,
[2] Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu,
[3] Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu,
[4] Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu,
[5] Hidupmu sebelum datang kematianmu.”
(HR. Al Hakim dalam Al Mustadroknya, dikatakan oleh Adz Dzahabiy dalam At Talkhish berdasarkan syarat Bukhari-Muslim. Hadits ini dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani dalam Al Jami’ Ash Shogir)
Dalam hadist tersebut sudah diterangkan bahwa waktu muda itu sangat penting. Segala aktivitas dapat dilakukan dengan kondisi pikiran dan tubuh yang masih kuat. Maka, dalam hadist tersebut Rasulullah mengingatkan, jangan sampai membuang waktu di masa muda dengan hal-hal yang tidak bermanfaat. Nanti ketika sudah datang waktu tua, penyesalan yang akan didapat.
Tak jarang ditemui, pemuda zaman sekarang justru banyak yang masih menyia-nyiakan waktu dan kesempatan yang ada dengan melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat bagi akhiratnya serta terlalu menyibukkan diri dengan perkara dunia. Bahkan ada yang lalai dan tidak mengerjakan kewajiban-kewajibannya sebagai seorang Muslim. Dan mirisnya lagi, jika diingatkan perkara akhirat, tak sedikit yang mengatakan ‘nanti’. Padahal nanti-nanti keburu mati. Jika demikian, maka kerugian dan penyesalanlah yang akan ia dapatkan di akhirat kelak.
Baca Juga : Pemuda yang Allah Rindukan
Masa muda itu kan masa senang-senang, banyak menghabiskan waktu untuk quality time bersama teman seperti main bareng, belajar bareng dan lain-lain. Tak jarang pula pemuda-pemuda membentuk komunitas yang bisa bermanfaat untuk orang lain dan untuk menambah kapasitas diri. Bicara soal pertemanan, terkadang banyak pemuda yang salah memilih pergaulan, gampang terpengaruh teman di lingkungannya. Nah, hal tersebut perlu diperbaiki. Sebagai pemuda penerus bangsa, hendaknya kita bisa lebih bijak. Memilih terwarnai atau mewarnai. Memilih terbawa pengaruh atau membawa pengaruh. Iya, kalau pengaruh baik Alhamdulillah. Kalau pengaruh buruk maka, bisa jadi racun yang akan membahayakan kehidupan. Seabagai pengingat kembali, waktu mudamu akan ditanya kelak di hari kiamat. Maka, gunakan waktu sebaik mungkin dan manfaatkan untuk hal-hal yang baik.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الْمَرْءُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ
“Seseorang akan mencocoki kebiasaan teman karibnya. Oleh karenanya, perhatikanlah siapa yang akan menjadi teman karib kalian”. (HR. Abu Daud no. 4833, Tirmidzi no. 2378, Ahmad 2: 344, dari Abu Hurairah. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini hasan).
__________________________________________________
Di Pesantren Khairunnas Santri akan difokuskan untuk menghafal Al-Quran dengan metode pembelajaran yang sudah banyak melahirkan Hafidz/ Hafidzah. Santri juga akan belajar dengan kegiatan kegiatan yang interaktif yang membantu Ananda untuk berfikir kreatif dan inovatif. Pesantren Khairunnas adalah Yayasan pendidikan yang didirikan oleh Lembaga Amil Zakat Nasional terpercaya Nurul Hayat. SD Unggulan Surabaya, SMP Unggulan Malang Tuban Madiun, SMA Terbaik dan Unggulan Surabaya
Leave a Reply