Santri Khairunnas Madiun Terapkan 3S sebagai Wujud Adab kepada Guru dan Penjaga Kemuliaan Ilmu

Madiun_Dalam tradisi keilmuan Islam, adab dan rasa hormat kepada guru memiliki tempat yang mulia. Hal demikian tidak hanya sebagai bentuk penghormatan pribadi seorang murid kepada guru namun juga sebagai wujud pengharapan ridho dari keberkahan ilmu sendiri. Sebagaimana yang dilakukan oleh Santri Khairunnas IBS Madiun yang menerapkan gerakan 3S (senyum, sapa, salam).

Dengan diterapkannya gerakan tersebut, diharapkan dapat menciptakan ranah lingkungan yang baik dan positif, dan memperkuat nilai-nilai akhlak dalam kehidupan sehari-hari para santri. Adapun 3S yang sudah menjadi ciri khas Santri Khairunnas yakni,

Pertama, Senyum. Menebarkan senyuman telah menjadi bagian dari ibadah, hal tersebut menunjukkan bahwa Santri Khairunnas selalu bahagia terlepas dari lelahnya belajar, menghafal Al Quran namun juga dalam menjalani rutinitas di pesantren.

Kedua, Sapa. Menyapa ketika berpapasan, menyapa dengan sopan dan santun, menunjukkan ketakzimannya setiap bertemu dengan para guru-guru, ustadz ustadzah di pesantren,

Ketiga, Salam. Sudah menjadi ciri khas Santri Khairunnas yang selalu memberikan senyuman, menyapa dan salim tangan kepada guru setiap kali bertemu. Hal tersebut sebagai bentuk adab dan memuliakan guru-guru mereka.

Secara sederhana keberkahan ilmu atau ilmu yang berkah dapat diartikan sebagai ilmu yang bermanfaat. Ilmu yang telah dipelajari dengan susah-payah memberi manfaat baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Mereka tidak hanya fokus dengan kiat-kiat belajar, menghafal dan berprestasi, mereka juga lebih di kenal dengan santri teladan yang menerapkan adab dan akhlak yang mulia. Tidak hanya kepada guru, juga kepada orang tua dan masyarakat.

Kunci suksesnya seorang santri, Ketika mereka lebih mendahulukan adab di samping penting nya menuntut ilmu, dan mereka selalu menghormati gurunya. “Karena guru adalah penerang jalan menuju ilmu dan kebenaran.” Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW, “Barangsiapa memuliakan orang berilmu (guru), maka sungguh ia telah memuliakan aku. Barangsiapa memuliakan aku, maka sungguh ia telah memuliakan Allah”.

Dengan demikian, teruslah berprestasi dan terus menerapkan sunnah-sunnah nabi, mementingkan adab terlebih dahulu dibandingkan ilmu. Niscaya kemuliaan dan manisnya iman selalu kita rasakan.

Scroll to Top