Dari Rumah ke Pesantren: Bukan Sekadar Titip, Tapi Menyambung Peran.

Madiun_Mengirimkan anak ke pesantren bukanlah sekadar tindakan fisik, tapi bagian dari proses panjang mendidik yang melibatkan ikhtiar, tawakkal, dan keikhlasan orang tua. Ust. Muslih selaku mudabbir Khairunnas IBS Madiun menjelaskan bahwa “Titip bukan sembarang titip, tapi ada nilai dan manfaatnya.” Istilah TITIP di sini bukan hanya sekadar menitipkan anak, melainkan sebuah prinsip yang harus diterapkan oleh orang tua ketika anak mereka mondok. Berikut penjelasan tentang apa itu TITIP, yang merujuk pada empat prinsip penting dalam mendidik anak di pesantren.
Konsep TITIP yang dimaksud bukan hanya proses fisik mengantar anak ke pesantren, tetapi juga sebuah proses spiritual dan pendidikan yang melibatkan niat dan harapan yang kuat dari orang tua. K.H. Hasan Abdullah Sahal (Pimpinan Pondok Modern Gontor Ponorogo) pernah menyampaikan pada satu kesempatan tentang bagaimana seharusnya para wali santri bersikap tentang memondokkan anaknya di pesantren. Menurut beliau, ada lima tips, yaitu TITIP. Istilah TITIP adalah akronim dari Tega, Ikhlas, Tawakkal, Ikhtiar, dan Percaya.
T – Teguh
Wali santri harus teguh dalam niat mengirimkan anak ke pesantren. Keputusan ini bukanlah keputusan yang ringan, karena harus disertai dengan keyakinan yang kuat bahwa ini adalah langkah terbaik untuk masa depan anak.
I – Ikhlas
Keikhlasan adalah landasan utama. Wali santri harus ikhlas dalam segala proses yang dilalui, tanpa mengharapkan balasan duniawi, hanya mengharap ridha Allah SWT.
T – Tawakkal
Setelah usaha maksimal dilakukan, tawakkal atau pasrahkan hasilnya kepada Allah. Ini adalah bentuk kepercayaan yang mendalam bahwa Allah akan memberikan yang terbaik bagi anaknya.
I – Ikhtiar
Ikhtiar juga penting. Meskipun sudah ikhlas dan tawakkal, wali santri tetap perlu melakukan usaha maksimal untuk memastikan anaknya mendapatkan pendidikan yang baik.
P – Percaya
Percaya pada anak bahwa mereka akan mampu menjalani kehidupan di pesantren dengan baik. Ini adalah bentuk kepercayaan yang menunjukkan bahwa orang tua yakin pada kemampuan anak untuk berkembang.
Dalam konteks mendidik anak yang sedang mondok, TITIP bukanlah sekadar serahan tanpa peran. Melainkan, ia merupakan sebuah prinsip yang mencakup tanggung jawab dan keikhlasan dari orang tua. Sebagaimana yang diajarkan oleh Kyai Sahal, TITIP mengandung makna yang dalam dan harus dijalankan dengan penuh kesadaran. Tegu untuk mengikhlaskan anak berada di pesantren, Ikhlas dalam memberikan yang terbaik, Tawakkal dalam menyerahkan segala urusan kepada Allah, Ikhtiar untuk tetap mendukung proses pendidikan anak, dan Percaya bahwa pesantren adalah tempat yang tepat untuk membentuk karakter dan keilmuan.
Dengan demikian, orang tua tidak hanya sekadar menitipkan anak mereka, tetapi turut serta dalam proses mendidik dan memastikan anak-anaknya tumbuh menjadi pribadi yang berkualitas dan siap menghadapi tantangan hidup. Peran orang tua sangat vital dalam mendukung keberhasilan pendidikan anak di pesantren, dan TITIP adalah manifestasi dari pengabdian dan komitmen mereka.