Beberapa Ujian Orangtua Ketika diberlakukan Sistem Uang Saku
Salah satu mengatasi perilaku konsumtif anak adalah dengan diberlakukannya system uang saku seperti yang pernah kita bahas di https://www.pesantrenkhairunnas.sch.id/mengembangkan-karakter-anak-jauhi-perilaku-konsumtif/ . Ternyata ketika kita memberlakukan system uang saku tidak mulus begitu saja dalam penerapannya, ada beberapa hal yang perlu kita antisipasi agar program ini dapat memberi manfaat yang lebih untuk anak-anak kita. Beberapa kendala ini diperoleh dari banyak alumni Program Sekolah Pengasuhan Anak dari Abah Ihsan Baihaqi. Berikut adalah beberap kendalanya yang menjadi ujian orangtua :
- Ajarkan mental member bukan meminta
Bisa jadi jika uangsaku anak habis sebelum waktunya, anak bisa meminta kepada teman atau kakek neneknya, untuk itu orangtua harus tegas kepada anak. “Kalau kamu diberi boleh, tapi kalau meminta tidak boleh” Beri konsekuensi jika anak melaanggar kesepakatan, misalnya uangsaku dikurangi sejumlah uang yang dikasih, atau dua kali lipatnya juga boleh tergantung kesepakatan dengan anak.
- Anak minta uang harian
Jika anak merasa tidak sanggup untuk menahan keinginannya untuk membeli ini dan itu, bisa jadi dia akan meminta kepada orangtuanya agar diberikan uangsaku harian saja. Tentu orangtua harus tegas untuk menolaknya, karena itu berarti tujuan untuk mengurangi perilaku konsumtif anak tidak berhasil.
- Anak menitipkan uang saku ke orangtua
Kemungkinan ketiga ketika anak merasa masih belum mampu mengendalikan keinginannya dia berinisiatif untuk menitipkan uangnya kepada orangtua. Tentu orangtua harus tetap tegas untuk menolak permintaan anak, bisa juga diterima dengan konsekuensi anak harus membayar biaya penitipan hehehe
- Anak belajar entrepreneur
Ada beberapa kasus dengan adanya uangsaku justru menjadikan anak berpikir untuk mendapat uang tambahan dengan berjualan. Salah satu kasus nyata adalah anak sekolah dasar yang berjualan pensil, dimana satu bulan omzetnya bisa jutaan. Untuk itu orangtua harus mengingatkan anak agar apa yang dilakukannya tidak mengganggu sekolah sebagai kewajiban utamanya. Meskipun anak memiliki penghasilan sendiri tetap tekankan pada anak, bahwa kebutuhan anak masih menjadi kewajiban dan ujian orangtua
Di Pesantren Khairunnas Santri akan belajar dengan kegiatan kegiatan yang interaktif yang membantu Ananda untuk berfikir kreatif dan inovatif. Pesantren Khairunnas adalah Yayasan pendidikan yang didirikan oleh Lembaga Amil Zakat Nasional terpercaya Nurul Hayat. SD Unggulan Surabaya, SMP Unggulan Malang Tuban Madiun, SMA Unggulan Surabaya
Leave a Reply