Ekstrakurikuler SMP Khairunnas Gresik | Menyemai dahulu, Memanen kemudian
Ekstrakurikuler SMP Khairunnas Gresik | Menyemai dahulu, Memanen kemudian – Di SMP Tahfidz Khairunnas Gresik, anak-anak diwajibkan untuk mengikuti minimal satu ekstrakurikuler pilihan dan beberapa kegiatan ekstra wajib.
Ekstrakurikuler SMP Khairunnas Gresik
Materi ekstrakurikuler diputuskan berdasaran minat siswa atas suatu bidang tertentu dan ada cukup anak yang berminat mengikuti ekstrakurikuler di bidang tersebut. Salah satu ekstrakurikuler yang diadakan di sekolah kami adalah ‘ekstra menanam’, yang sementara ini hanya beranggotakan empat siswa.
Ekstrakurikuler Menanam di SMP Khairunnas Gresik
Ekstrakurikuler menanam ini dibuka setelah kebanyakan anak mengikuti dua ekstrakurikuler pilihan, yang mana merupakan jumlah maksimal yang dapat diambil oleh masing-masing anak. Ketika ada beberapa anak yang hanya memilih satu ekstra dan tidak berminat untuk mengikuti ekstra lain yang sudah tersedia, salah satu diantara mereka mengajukan ekstrakurikuler menanam. Setelah anak tersebut memenuhi syarat pembukaan ekstrakurikuler dengan mengajak temannya yang lain untuk bergabung, maka ekstrakurikuler ini pun resmi dibuka dan secara langsung diampu oleh kepala sekolah.
Kegiatan Ekstrakurikuler Menanan
Langkah pertama yang dilakukan setelah ekstra ini diadakan adalah pencarian lahan yang akan ditempati untuk menanam. Kami memiliki beberapa opsi yang dapat dipilih untuk mensiasati keterbatasan lahan yang dimiliki.
Opsi pertama adalah menanam tanaman kami di tanah taman yang masih kosong, di sekitar taman depan gedung. Masalahnya, tanah yag tersedia sangat terbatas dan banyak ayam tetangga yang akan mengganggu tanaman kami bertumbuh.
Opsi kedua adalah dengan menanam dengan menggunakan pot yang akan kami taruh di sepanjang gerbang dan sudut taman yang masih kosong. Kekurangan dari opsi ini tidak jauh berbeda dengan yang pertama karena jumlah tanaman dan pot yang dapat kami letakkan juga akan sangat terbatas.
Dan opsi yang kami pilih adalah membuat rak tanaman yang dapat diletakkan di area taman yang masih kosong. Selain untuk efisiensi lahan, rak tanaman juga membuat pemandangan di taman menjadi lebih cantik. Rak tiga susun dengan panjang 3 meter dan tinggi 1.5 meter itu kira-kira cukup untuk menampung hingga seratus polybag ukuran kecil. Sejauh ini, rak tanaman memang pilihan terbaik untuk kami.
Ekstrakulikuler ini tidak memiliki hari dan jam yang pasti. Kami tidak membeli bibit tanaman yang sudah tumbuh tinggi, namun membeli benih untuk disemai. Kami mengajari anak-anak untuk mengenali teknik bercocok tanam dari beberapa tanaman yang berbeda. Kami membebaskan anak-anak untuk menanam benih yang kami sediakan dengan aturan tertentu di waktu senggang mereka.
Kepala sekolah akan membersamai anak-anak menyemai tanaman setiap hari Sabtu pagi, dan di saat itu biasanya digunakan untuk mencoba tanaman baru yang tata caranya baru dipelajari. Dua bulan sejak ekstrakulikuler ini diadakan, kami sudah menanam cabe merah, sawi, cabe rawit, kangkung, seledri, labu, tomat, bayam, dan bunga matahari.
Kami menunjuk satu anak untuk berperan sebagai ketua ekstra menanam yang tugasnya mengontrol penyiraman tanaman setiap hari. Karena kami memisahkan area peletakan polybag setiap siswa, maka dapat diketahui siapa yang malas merawat tanamannya. Hal ini efektif untuk mengevaluasi rasa tanggung jawab dari para anggota dan juga sebagai cara untuk memastikan bahwa tanaman yang kami semai dirawat dengan baik.
Siswa lain gemar mengunjungi rak tanaman kami untuk memperhatikan benih yang mulai bertumbuh. Tak jarang dari mereka dengan senang hati membantu kami untuk menyirami setiap hari. Ibu dapur yang memiliki ketertarikan dengan dunia cocok tanam pun menyumbang beberapa benih yang beliau semai di rak tanaman kami, menambah kaya koleksi tanaman yang kami miliki.
Bercocok tanam, selain menjadi kegiatan yang menghasilkan sesuatu yang bermanfaat secara materi juga bermanfaat bagi siswa kami secara mental. Mereka kami ajari untuk menghargai semua proses, dan agar bertahan dalam proses yang mungkin akan berjalan lebih lambat dari yang lain.
Dengan menanam tanaman yang berbeda dengan teknik yang berbeda pula, mereka belajar kreatif dalam menghadapi masalah. Kami ajari mereka untuk optimis, bahwa jika mereka melakukan yang terbaik bukan tidak mungkin panen akan mereka jumpai di kemudian hari. Dan dengan ulet, telaten, teliti, konsisten dan sabar, mereka akan menghasilkan panen yang maksimal dari apa yang telah mereka semai.
Leave a Reply