Pilar Pendidikan Era Digital
Pilar Pendidikan Era Digital – “Bertemunya antara pendidikan sekolah, rumah tangga dan masyarakat adalah pilar penting terhadap perkembangan super cepat oleh revolusi industri. Pada titik ini pendidikan keayahbundaan menjadi sangat vital dan mengharuskan adanya reorientasi penyelenggaraan tugas pendidikan oleh guru”.
Kutipan tersebut merupakan kutipan yang diambil dari artikel yang disampaikan oleh Prof. Akh. Muzakki pada Seminar “Merancang Sekolah Masa Depan Untuk Indonesia 4:0” dengan tema materi “Transformasi Guru di Era Digital” pada Maret 2019. Pada pertengan bulan yang sama di tahun 2020, pandemi menyerang dunia tanpa aba-aba. Jika sebelumnya perubahan super cepat dan otomasi hanya dibidang ekonomi, kemudian merasuk ke semua lini kehidupan, termasuk pendidikan. Jika awalnya hanya jenjang pendidikan tertentu dan pada lembaga-lembaga besar yang sudah siap secara sarana prasarana maupun sumber daya manusia, namun saat ini tanpa pandang bulu, semua jenjang pendidikan diharuskan, bahkan dipaksa untuk beradaptasi dengan pembelajaran digital, termasuk pendidikan PAUD.
Pilar Pendidikan Era Digital dan Pentingnya Pendidikan keayah bundaan
Lebih lanjut tentang pentingnya pendidikan keayah bundaan, beliau mengutip tulisan seorang pakar pendidikan Titus Alexander 20 tahun “Bayangkan sebuah sistem pendidikan, di dalamnya sungguh tidak ada kurikulum, namun jumlah materi yang akan dipelajari luas, dan diasumsikan bahwa semua orang tahu apa (materi) itu. Tidak ada penilaian, tetapi jika orang gagal, hukumannya berat, ini tentu saja adalah keluarga. Orang tua adalah pendidik yang paling penting dalam kehidupan seseorang”.
Begitu urgensinya pengetahuan, kesadaran, dan keterampilan yang dibutuhkan untuk menunaikan kewajiban kepengasuhan. Dan betapa bahayanya jika orang tua tidak memiliki pengetahuan, kesadaran, dan keterampilan untuk menjalankan tugas dan fungsinya.
Siswa SMP di Tarakan, Kalimantan Utara tewas gantung diri karena tertekan dengan banyaknya tugas pembelajaran jarak jauh. Siswa tersebut belum mengumpulkan tugas sejak awal tahun ajaran baru, sedangkan syarat untuk mengikuti ujian semester adalah dengan mengumpulkan semua tugas tersebut.
Peristiwa serupa terjadi di Gowa, Sulawesi. Seorang siswa SMA ditemukan tewas setelah minum racun. Penyebabnya karena banyaknya tugas saat pembelajaran jarak jauh.
Dua kasus tersebut selain sebagai evaluasi yang harus menjadi perhatian besar pihak penyelenggara pendidikan, juga merupakan kasus nyata betapa peran serta orang tua merupakan hal yang sangat vital bagi perkembangan kematangan emosi anak.
Terjadinya kasus penganiayaan terhadap anak saat orang tua kurang sabar dalam mendampingi pembelajaran on line yang berujung kematian anak. Kasus ini terjadi di Bendungan Hilir Jakarta, namun mayat anak perempuan tersebut dikuburkan secara diam-diam oleh orang tuanya di Lebak, Banten.
Ketika orang tua tidak memiliki pengetahuan, kesadaran dan keterampilan dalam menunaikan kewajiban, maka seringkali keberadaan anak akan dianggap sebagai beban, bukan sebuah amanah kemanusiaan.
Melihat banyaknya kasus pelanggaran terhadap hak dasar anak, baik dalam bentuk kasus kekersasan maupun penelantaran. Pendidikan keayah bundaan tidak seharusnya sekedar bergerak secara konvensional, tetapi bisa merubah bangunan kognitif masyarakat melalui mekanisne pengetahuan secara mendasar kepada para orang tua maupun calon orang tua.
Leave a Reply